Runtuhnya Peradaban Suku Maya Akibat Kerusakan Lingkungan

Kongres Internasional Kebudayaan Maya ke tiga diadakan di Kota Merida tanggal 16 Maret 2011 lalu. Pada pembukaannya, arkeolog Amerika mengatakan, hilangnya hutan dan kerusakan pada sistem pertanian adalah penyebab runtuhnya peradaban Maya.

Richard D Hansen seorang ilmuwan senior di Institut Mesoamerika, Departemen Antropologi di Idaho State University, mengatakan: kota kota Maya masa 'Pra klasik' (1000 SM- 150 M) adalah 'peradaban terbesar jika dilihat dari populasinya '.

Kolapsnya kota Nakbe, Wakna dan Tintal terjadi menjelang akhir dari periode pra-klasik karena eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.

Hansen memimpin proyek penelitian Cekungan Mirador di Guatemala. Ia meneliti dan belajar selama 30 tahun, mengumpulkan berbagai bukti-bukti arkeologi untuk menyimpulkan dan mem-verifikasi terjadinya penyusutan sumber daya lingkungan.

Dia juga mengatakan, kota-kota yang rusak dan ditinggalkan ini berada di Cekungan Calakmul, Mirador, yaitu sebuah wilayah di perbatasan antara Meksiko dan Guatemala.

Kerusakan serupa juga terjadi pada akhir periode Klasik (300-900 Masehi) di kota kota seperti Palenque, Copan dan Tikal, dimana kerusakan lingkungan berasal dari hilangnya hutan akibat penebangan pohon yang berlebihan untuk pembakaran tanah kapur, hasil pembakaran adalah semen putih yang digunakan untuk memoles dan membuat bangunan masa itu.

Seiring dengan hilangnya hutan sebagai penampung air hujan yang mengairi lahan lahan pertanian dan budidaya ikan, tentu saja mereka semakin kehilangan sumber makanan. Kerusakan terus berlanjut hingga tidak lagi mampu menghasilkan makanan untuk penduduk yang jumlahnya mencapai 1 juta jiwa.

Kongres Internasional Budaya Maya Ke tiga ini dihadiri lebih dari 200 peserta dan akan berlangsung sampai 28 Maret 2011 di Merida, ibukota negara bagian Yucatan.(yahoo)

Komentar

Postingan Populer