Kebohongan Dibalik Misteri Kolor Ijo

Indonesia pernah dihebohkan oleh beberapa peristiwa pemerkosaan, yang pelakunya diklaim sebagai Kolor Ijo. Saya tidak sependapat dengan mereka yang sangat mengamini berita ini. Dan penelusuran saya mentok pada ulasan Indosiar yang mengungkap fakta dibalik Misteri Kolor Ijo.

Berikut salinan beritanya:

indosiar.com, Jakarta - Isu Kolor Ijo telah membuat warga Jakarta dan sektiarnya resah. Namun kemudian terbongkar isu tersebut hanyalah sebuah kebohongan, para korban satu persatu mengaku hanya mengarang cerita, telah menjadi korban kebiadaban Kolor Ijo.

Isu Kolor Ijo, bermula dari Kampung Cijengkol, Setu, Bekasi, September 2003 lalu. Korbannya seorang wanita, yang sedang berada di rumah, di bawa oleh seseorang yang menamakan diri sebagai Kolor Ijo, ke tengah sawah dan memperkosanya, bahkan korban harus kehilangan bola mata kanannya, karena di getok Kolor Ijo, dengan gagang golok.

Namun isu Kolor Ijo belakangan berkembang dengan sosok yang semakin menyeramkan. Kolor Ijo digambarkan sebagai mahluk aneh yang menyerupai monster, dengan postur tubuh seperti manusia, berkepala babi dan memakai kolor ijo.

Dua pekan lalu, warga Desa Harjamukti, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, gempar dengan isu kedatangan Kolor Ijo. Meskipun di tempat ini Kolor Ijo tidak sampai mengambil korban, namun warga sempat heboh dan memasang daun kelor serta bambu runcing di rumah mereka sebagai penangkal ilmu hitam. Kegiatan siskamling pada malam hari pun digalakkan, guna mengantisipasi kedatangan Kolor Ijo.

Meskipun gempar dengan keberadaan Kolor Ijo, namun tidak ada satupun warga Cimanggis, Depok, yang telah melihat sosok Kolor Ijo.

Kamis 22 Januari lalu, giliran warga Kampung Bulak dan Kampung Pladen RT 03 RW 05, Pondok Ranji, Ciputat, Geger, karena dua warganya mengaku menjadi korban Kolor Ijo. Rosadah, seorang ibu rumah tangga, yang mempunyai 8 orang putra dan putri, dan Syarifah, janda yang telah dua kali menikah, mengaku telah diperkosa, oleh mahluk yang berbentuk seperti monster, yang mereka yakini sebagai Kolor Ijo.

Rosadah mengaku, dirinya yang sedang tidur bersama suaminya pada malam itu, tiba-tiba ditindih sesosok mahluk misterius menyerupai tubuh manusia yang ingin memperkosanya. Rosadah menjelaskan, sosok mahluk yang disebutnya sebagai Kolor Ijo itu sangat menyeramkan. Hal yang kurang lebih sama juga diakui Syarifah terjadi pada dirinya. Dia menjadi korban Kolor Ijo. Walaupun dia tidak mengalami penganiayaan dari sang Kolor Ijo.

Isu Kolor Ijo ini kemudian semakin menyebar dan membuat warga pinggiran Jakarta semakin resah. Hal ini menyebabkan polisi sibuk menangkal isu tentang keberadaan Kolor Ijo. Karena hingga saat ini, belum ada satupun Kolor Ijo yang sempat tertangkap.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Polisi Makbul Padmanegara, Senin 26 Januari lalu, sengaja mengadakan konprensi pers untuk membantah isu keberadaan Kolor Ijo. Menurut Kapolda, isu tersebut hanyalah isapan jempol dan kebohongan yang dilakukan mereka yang mengaku sebagai korbannya. Bahkan tiga orang korban yang melapor ke polisi menjadi korban Kolor Ijo, Rosadah, Saripah dan Norma, telah dijadikan tersangka, karena mereka berbohong menjadi korban Kolor Ijo.

Pangdam Jaya, Mayjen TNI Agustadi Sasongko Purnomo, juga membantah isu keberadaan Kolor Ijo. Menurut Pangdam, isu semacam ini memang kerap muncul setiap menjelang pemilu.

Kesaksian

Meskipun demikian, isu Kolor Ijo tidak lantas menjadi surut. Daryanti, seorang ibu rumah tangga di kawasan Beji, Depok, Selasa, 27 Januari lalu mengaku kesurupan dan didatangi mahluk aneh yang memakai celana dalam berwarna hijau, saat sedang tidur di rumahnya di Jalan Kedondong, Beji, Depok.

Beruntung dirinya sempat berteriak, sehingga mahluk aneh tersebut langsung kabur. Namun demikian, dia membantah telah menjadi korban Kolor Ijo, tetapi kesurupan oleh mahluk yang bercelana dalam berwarna hijau.

Dari pengusutan yang dilakukan pihak kepolisian kepada para korban, keberadaan Kolor Ijo sangat diragukan. Apalagi, para korban satu persatu akhirnya mengakui, bahwa mereka hanya mengarang-ngarang cerita saja telah menjadi korban Kolor Ijo.

Keberadaan Kolor Ijo ternyata hanya isapan jempol belaka. Apalagi para korban belakangan mulai mengaku, mereka hanya mengarang saja telah menjadi korban Kolor Ijo.

Keberadaan Kolor Ijo belakangan semakin jelas, hanya berupa isu. Satu persatu warga yang mengaku menjadi korbannyapun akhirnya mengakui, bahwa mereka hanya berbohong telah menjadi korban Kolor Ijo.

Kapolsek Ciputat, Jakarta Selatan, AKP Zulpan, menegaskan bahwa, isu keberadaan Kolor Ijo tersebut hanyalah kebohongan belaka. Dari penyelidikan yang dilakukan petugas Polsek Ciputat terhadap korban Rosadah, juga membuktikan bahwa Rosadah berbohong telah menjadi korban Kolor Ijo.

Rosadah, yang sudah 7 bulan tidak di jamah sang suami, mengakui, dirinya hanya mengarang cerita menjadi korban Kolor Ijo untuk mencari perhatian dari suaminya dan warga sekitar. Bahkan cakaran di tangannya, yang sebelumnya diakuinya dilakukan oleh monster yang memakai Kolor Ijo, hanya bekas sisir, yang sengaja di lakukannya. Dia mengaku, hanya berhalusinasi saja telah menjadi korban Kolor Ijo.

Lain lagi pengakuan Syarifah. Janda yang telah 2 kali menikah dan sehari-harinya bekerja sebagai tukang cuci dan setrika, dengan upah 200 ribu rupiah perbulannya, ini mengaku, sengaja menghembuskan isu Kolor Ijo, untuk mengalihkan perhatian warga, dan mencari sensasi, karena dirinya selalu difitnah, sebagai wanita malam. Bahkan di tempat tinggalnya di Kampung Peladen, Pondok Ranji, Ciputat, dia dicap sebagai wanita penggoda suami orang, dan suka keluar malam.

Sementara itu, Norma, 22 tahun, warga Lenteng Agung, Jakarta Selatan, yang semula juga mengaku sebagai korban Kolor Ijo ini belakangan juga mengaku hanya berbohong menjadi korban Kolor Ijo. Dia sengaja mengiris tangannya dengan silet, dan mengaku diperkosa Kolor Ijo untuk mendapat simpati dari masyarakat. Norma berharap, dari berita dirinya menjadi korban Kolor Ijo, bantuan akan datang. Dia melakukan hal ini karena suaminya sejak sebulan terakhir tidak lagi bekerja.

Delik

Warga yang melapor ke polisi telah menjadi korban Kolor Ijo akan diproses secara hukum karena telah melakukan penipuan, dengan menyebarkan kebohongan dan membuat resah warga sekitarnya. Rosadah dan Saripah, yang telah dijadikan tersangka dan kini diamankan di Mapolsek Ciputat, akan dijerat dengan pasal 220 KUHP, karena telah memberikan keterangan palsu, dengan ancaman hukuman penjara setahun empat bulan.

Mereka dikenakan pasal 220 KUHP memberikan keterangan dan laporan palsu kepada kepolisian, dimana mereka sebelumnya, mengetahui bahwa hal tersebut tidak pernah terjadi. Kepada mereka ini sangsinya hukuman 1 tahun 4 bulan penjara.

Hal yang sama juga dialami Norma. Dirinya yang melapor ke Polsek Timbul, Jakarta Selatan, telah menjadi korban Kolor Ijo dan ternyata bohong, juga akan dikenai tindak pidana penipuan.

Isu Kolor Ijo yang menyebar di Jakarta dan sekitarnya belakangan ini merupakan suatu fenomena. Menurut, para kriminolog, hal itu timbul karena dipengaruhi budaya masyarakat Indonesia yang kaya dengan hal-hal gaib. Fenomena Kolor Ijo di Jakarta dan sekitarnya, menurut Kriminolog UI, Adrianus Meliala, dipicu karena kondisi sebagian besar masyarakat Indonesia yang belum stabil.

Meski demikian, Adrianus tidak memungkiri bahwa Kolor Ijo bisa jadi memang sebenarnya ada, mengingat budaya Indonesia yang kaya dengan hal-hal gaib, dan tidak sedikit orang yang mencari keinginannya dengan cara-cara yang supranatural.

Sementara itu, Kriminolog Ronny Nitibaskara menyatakan, orang-orang yang mengaku menjadi korban maupun yang meniru tindakan Kolor Ijo, muncul sebagai dampak psikologis akibat kurang diakui keberadaannya.

Apa Kata Mereka

Fenomena Kolor Ijo, telah meresahkan warga Jakarta dan sekitarnya. Rasa takut yang berlebihan, bisa memicu kepanikan, yang pada akhirnya dapat menimbulkan tindakan yang tidak rasional. Sekelompok orang yang terancam akan mencari obyek, dan mengakibatkan tindakan main hakim sendiri. Upaya pihak kepolisian dalam menangani kasus inipun, menjadi tidak mudah.

Sementara itu, para warga Cimanggis dan Ciputat, yang sebelumnya dilanda isu Kolor Ijo dapat bernafas lega. Mereka kini tidak lagi takut untuk keluar rumah, terutama pada malam hari, karena isu keberadaan Kolor Ijo ternyata hanya bohong belaka. Kehidupanpun kembali berjalan normal. Bahkan bambu kuning dan daun kelor yang semula ditempel disetiap pintu rumah warga, telah dicopot dan dibuang.

Isu Kolor Ijo dapat menjadi pelajaran, jangan mudah percaya kepada tindakan kriminal yang dikaitkan dengan hal-hal yang berbau gaib. Karena bisa jadi, hal itu dimanfaatkan sekelompok orang untuk memancing di air keruh, atau memanfaatkan keresahan orang lain untuk keuntungan diri sendiri.

(Sumber: Indosiar)

Komentar

  1. hahaha mantap bro, gak mungkin lah ada kolor ijo, kalo memang ada kenapa ga perkosa artis atau model cantik sekalian.. hahaha nice info bro.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer